Rabu, 19 Juni 2013

Tanggapan Ilmu Teknologi dengan Ilmu Pengetahuan Lingkungan

Kasus Ilmu Teknologi
Selama beberapa tahun terakhir ini perkembangan teknologi informasi (TI) semakin maju sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Pengenalan terhadap perangkat teknologi pun seharusnya sudah dilakukan sejak dini agar tidak “gaptek” atau gagap teknologi di era globalisasi yang semakin berkembang apalagi di Indonesia. “Anak-anak Indonesia seharusnya sudah dikenalkan pada teknologi itu sejak pre-school. Sekitar usia empat tahun.” ujar Tika Bisono, dalam acara memanfaatkan perangkat teknologi untuk Pengembangan Kreativitas Anak, di Kidzania, Jakarta, Selasa (19/2).
Menurut Tika Bisono, penggunaan teknologi informasi yang semakin canggih pada anak-anak, seharusnya mendapat pendampingan dari orang tua. “Orangtua dapat mengarahkan anak-anak dalam penggunaan perangkat-perangkat teknologi tersebut, sehingga penggunaannya tidak melewati batas-batasnya. Menurut hasil penelitian lembaga riset pasar ritel dan konsumen global, NPD Group yang berkedudukan di New York, Amerika Serikat, pada pertengahan 2007, anak-anak usia empat sampai lima tahun yang berada di Amerika Serikat, paling sering menggunakan perangkat teknologi komputer. Walaupun penelitian ini dilakukan di Amerika Serikat namun hasilnya bisa menjadi sebuah rujukan bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia, seiring dengan meningkatnya fenomena anak-anak yang akrab dengan dunia TI. Tika mengungkapkan saat ini anak-anak kelas menengah keatas di Indonesia memiliki kemampuan yang tinggi di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek), karena memiliki akses yang memadai. “Ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah. Bagaimana anak-anak menengah ke bawah pun bisa memiliki akses untuk tahu tentang kemajuan teknologi,” tambah Tika.
Kasus Pengetahuan Lingkungan
Rumah-rumah tradisional yang dibuat dari kayu dan dedaunan yang ada di hutan. Tempat tinggal tradisional yang demikian ini, walaupun merupakan tempat tinggal yang sederhana, telah cukup merupakan tempat berlindung, sesuai dengan keadaan iklim yang ada disana, yaitu disekitar hutan tropis dimana temperatur berkisar antara 240 C – 290 C sepanjang tahun tidak ada keran air yang terus mengalir ataupun WC ataupun pembuang air kotor, tidak adalistrik ataupun telepon, dan pula tidak ada toko ataupun pasar. Hutan tropis dan sungaimenyediakan semua yang dibutuhkan : ikan, binatang buruan, buah-buah-an dan bahkanobat-obat-an.
Masyarakat di tempat ini telah hidup dengan cara demikian ber-abad-abad,dan sangat mungkin akan pula demikian dalam abad-abad yang akan datang, sepanjang cara hidup mereka yang demikian ini tidak terganggu oleh : pengaruh peradaban modern, ekspansi penduduk, perusakan hutan, penambangan dan eksplorasi minyak di tempat lain, manusia dalam perkembangan kehidupannya, menebangi pohon untuk keperluan pertanian dan bahan bangunan, bahkan membabat habis seluruh hutan. Tanpa akar tumbuhan, lahan yang “dibersihkan” ini tidak akan mampu menahan air, serta akan membawa tanah terbawa hanyut ke laut, membunuh ikan dan kerang yang ada di sekitar
Tanggapan Untuk Kedua Studi Kasus di atas
Tanggapan dari kedua studi kasus diatas, Pada pengenalan teknologi yang seharusnya sudah diperkenalkan sejak dini oleh orang tua dapat memperkecil kemiskinan dari dampak perubahan teknologi yang berkembang secara tidak merata sehingga masih terdapat daerah-daerah di Indonesia ini yang belum tersentuh oleh teknologi secara langsung. Perkembangan teknologi secara merata dan menyeluruh akan membuat suatu daerah itu menjadi maju dan memiliki sumber daya yang berkualitas. Perkembangan teknologi tidak mesti dari fasilitas di rumah, akan tetapi ddari sekeloh disinilah yang sangat berperan penting. Selain sekolah, pemerintah juga wajib menyediakan fasilitas teknologi untuk mencerdaskan bangsa.

Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapannya, keduanya menghasilkan suatu kehidupan di dunia yang diantaranya membawa malapetaka yang belum pernah dibayangkan. Oleh karena itu, ketika manusia sudah mampu membedakan ilmu pengetahuan (kebenaran) dengan etika (kebaikan), maka kita tidak dapat bersikap netral terhadap penyelidikan ilmiah. Sehingga dalam penerapan atau mengambil keputusan terhadap sikap ilmiah dan teknologi, terlebih dahulu mendapat pertimbangan moral dan ajaran agama. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan bagian-bagian yang dapat dibeda-bedakan, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan dari suatu sistem yang berinteraksi dengan sistem-sistem lain dalam kerangka nasional seperti kemiskinan. Pengetahuan lingkungan yang manusia pelajari dari IPTEK seharusnya dimanfaatkan dan diterapkan ilmunya, bagaiman cara mempertahankan populasi dan keaneka ragaman hayati jika masih banyak lahan tandus yang gundul sehingga menyebabkan bencana alam yang merugikan orang banyak. Mengingat pentingnya ilmu pengetahuan teknologi dan lingkungan edukasi mengenai kedua hal tersebut seharusnya diterapkan didalam masyarakat agar terciptanya alam yang indah dan lestari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar