Perancangan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan
mengambil suatu tindakan yang jelas, atau suatu kreasi atas sesuatu yang
mempunyai kenyataan fisik. Dalam bidang teknik, hal ini masih menyangkut suatu
proses dimana prinsip–prinsip ilmiah dan alat–alat teknik seperti matamatikan
komputer dan bahasa dipakai, dalam menghasilkan suatu rancangan yang kalau
dilaksanakanakan memenuhi kebutuhan manusia (Zainun, 1999). Prinsip perancangan
adalah sebagai berikut:
1.
Hasil perancangan
harus dapat dirunut
dari model analisisnya
(perancangan harus konsiten
dengan hasil analisis).
2.
Perancangan harus
memperkecil perbedaan antara
perangkat lunak yang
dihasilkan dengan problem nyatanya.
3.
Perancangan
harus dapat mengakomodasi perubahan.
4.
Perancangan
bukan coding dan coding bukan perancangan.
5.
Perancangan
harus memperkecil kesalahan konseptual (semantik)
Sistem berasal dari bahasa Latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
adalah suatu kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan
bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set
entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali bisa
dibuat. Berikut ini merupakan pengertian mengenai sistem oleh beberapa ahli:
1.
Ludwig
Von Bartalanfy
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling
terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan
lingkungan.
2.
Anatol
Raporot
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan
perangkat hubungan satu sama lain.
3.
L.
Ackof
Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual
atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Secara umum sistem merupakan kumpulan
elemen yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Sistem
terdiri atas empat elemen:
1.
Objek,
yang dapat berupa bagian, elemen, ataupun variabel. Ia dapat benda fisik,
abstrak, ataupun keduanya sekaligus; tergantung kepada sifat sistem tersebut.
2.
Atribut,
yang menentukan kualitas atau sifat kepemilikan sistem dan objeknya.
3.
Hubungan
internal, di antara objek-objek di dalamnya.
4.
Lingkungan,
tempat di mana sistem berada.
Syarat -syarat sistem adalah sebagai berikut:
1.
Sistem
harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
2.
Elemen
sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
3.
Adanya
hubungan diantara elemen sistem.
4.
Unsur
dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting drpd
elemen sistem.
5.
Tujuan
organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.
Secara garis besar, sistem dapat
dibagi 2:
1.
Sistem
fisik (physical system)
Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling
berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara
nyata tujuan-tujuannya.
Contoh:
- Sistem transportasi, elemen: petugas, mesin, organisasi yang menjalankan transportasi
- Sistem Komputer, elemen: peralatan yang berfungsi bersama-sama untuk menjalankan pengolahan data.
2.
Sistem
abstrak (abstract system)
Sistem
yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide,
dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan
elemen- elemennya.
Contoh: Sistem Teologi, hubungan antara manusia
dengan Tuhan.
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti
bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada
suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi.
Secara konseptual siklus pengembangan sebuah sistem informasi adalah sebagai
berikut:
1.
Analisis Sistem: menganalisis dan mendefinisikan masalah dan
kemungkinan solusinya untuk sistem informasi dan proses organisasi.
2.
Perancangan Sistem: merancang output, input, struktur file,
program, prosedur, perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan untuk
mendukung sistem informasi
3.
Pembangunan dan Testing Sistem: membangun perangkat lunak yang
diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat.
Melakukan instalasi dan testing terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat
lunak
4.
Implementasi Sistem: beralih dari sistem lama ke sistem baru,
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
5.
Operasi dan Perawatan: mendukung operasi sistem informasi dan
melakukan perubahan atau tambahan fasilitas.
6.
Evaluasi
Sistem: mengevaluasi sejauih mana sistem telah dibangun dan seberapa bagus
sistem telah dioperasikan.
Siklus
tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan model
klasik dari pengembangan sistem informasi.
Analisis sistem merupakan langkan awal dalam pengembangan senuah sistem
informasi. Alasan pentingnya mengawali analisis sistem yaitu:
1.
Problem-solving:
sistem lama tidak berfungsi sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu analisis
diperlukan untuk memperbaiki sistem sehingga dapat berfungsi sesuai dengan
kebutuhan.
2.
Kebutuhan
baru: adanya kebutuhan baru dalam organisasi atau lingkungan sehingga
diperlukan adanya modifikasi atau tambahan sistem informasi untuk mendukung
organisasi.
3.
Mengimplementasikan
ide atau teknologi baru.
4.
Meningkatkan
performansi sistem secara keseluruhan.
Aktifitas yang dilakukan dalam analisis sistem harus dapat menjawab
pertanyaan umum, ssebagai berikut:
1.
Sistem
baru apakah yang akan dibangun? atau
2.
Sistem
apakah yang akan ditambahkan atau dimodifikasi pada sistem lama yang sudah ada?
Setelah tahap analisis sistem
selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas
apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk
memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan
sistem. Berikut in merupakan pengertian sistem dari
beberapa ahli:
1. Verzello
/ John Reuter III
Tahap setelah analisis
dari siklus pengembangan sistem : Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan
fungsional dan persiapan untuk rancang bangun implementasi : “menggambarkan bagaimana
suatu sistem dibentuk”.
2. John
Burch & Gary Grudnitski
Desain sistem dapat
didefinisikan sebagai penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh
dan berfungsi.
3. George
M. Scott
Desain sistem menentukan
bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan; tahap
ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan
perangkat keras dari suatu sistem, sehingga setelah instalasi dari sistem akan
benar-benar memuaskan rancang bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap
analisis sistem.
Berdasarkan beberapa pengertian terebut, perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut:
1.
Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan
system.
2. Pendefinisian
dari kebutuhan-kebutuhan fungsional.
3. Persiapan
untuk rancang bangun implementasi.
4. Menggambarkan
bagaimana suatu sistem dibentuk.
5. Dapat
berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang
terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi.
6. Termasuk
menyangkut mengkonfigurasi dari komponen-konponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu system.
Dengan kata lain perancangan sistem adalah proses pengamatan terhadap
keadaan suatu badan usaha dengan tujuan dapat mengetahui situasi operasinya dan
apakah badan usaha tersebut memerlukan suatu perbaikan atau tidak. Setelah tahap
analisa sistem adalah
tahap perancangan sistem
(system design). Tahap perancangan sistem mempunyai dua tujuan utama
yaitu, sebagai berikut:
1.
Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai system.
2. Untuk
memberikan gambaran yang jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada pemrogram
komputer dan ahli-ahli teknik yang terlibat (lebih condong pada desain sistem yang
terinci).
Analis sistem seharusnya
melibatkan beberapa personil, seperti :
1.
Spesialis pengendalian
2. Personil
penjamin kualitas
3. Spesialis
komunikasi data
4. Pemakai
sistem
Perancangan sistem dapat dibagi
dalam 2 bagian, yaitu :
1.
Perancangan sistem secara umum/perancangan konseptual, perancangan
logical perancangan secara makro.
2. Perancangan
sistem terinci/perancangan sistem secara phisik.
Perancangan sistem adalah kombinasi atau seri dari proses yang menyangkut
segala aktivitas-aktivitas :
1.
Mengidentifikasikan
masalah
2.
Memahami
kerja dari sistem yang ada
3.
Menganalisa
sistem
4.
Membuat
laporan hasil analisa
Berbagai alat yang digunakan dalam perancangan
sistem :
1.
Diagram
Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram)
Diagram hubungan data digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara data,store yang ada, tetapi bukan menggambarkan proses yang terjadi. Komponen- komponen yang
digunakan di dalam diagram hubungan data antara lain:
- Entitas (entity)
Digambarkan dengan kotak
segi empat dan digunakan
untuk menunjukan sekumpulan orang,
tempat, obyek atau
konsep dan sebagainya
yang menunjukan dimana data dapat disimpan atau dicatat. Relasi menunjukan
adanya hubungan diantara
sejumlah entitas yang berbeda. Berikut Simbol Relasi:
- Atribute (attribute)
Menunjukan karakteristik (properti) dari tiap entitas atau sesuatu yang
menjelaskan entitas atau
hubungan.Dari setiap atribut-atribut entitas terdapat satu atribut yang dijadikan
sebagai kunci (key). Ada beberapa jenis key yaitu:
i.
Primary
Key (Kunci Primer)
Yaitu sebuah atribut / 1 set minimal atribut yang
tidak hanya mendefinisikan secara unik
kejadian spesifik tetapi
juga dapat mewakili setiap
kejadian dari suatu entitas.
ii.
Foreign
Key (Kunci Asing)
Yaitu non key atribut pada sebuah relasi yang juga
menjadi key(Primary) atribut pada relasi yang lainnya. Foreign Key biasanya
digunakan sebagai penghubung antara record-record dari kedua relasi tersebut.
iii.
Secondary
Key
Atribut yang digunakan untuk menggantikan Primary Key, sehingga dapat menghilangkan
kemungkinan Primary Key yang tidak unik.
iv.
Candidate
Key
Atribut yang dapat dijadikan calon Primary Key.
v.
Alternate
Key
Atribut yang tidak terpilih menjadi Primary Key.
vi.
Composite
Key
Primary Key yang terbentuk dari beberapa atribut /
field (minimal 2 field).
- Kardinalitas / Derajat Relasi (Cardinality)
Diagram-ER juga menunjukan tingkat hubungan yang terjadi, dilihat dari segi kejadian atau
banyak tidaknya hubungan antara entitas tersebut. Ada 3 kemungkinan hubungan
yang ada, yaitu :
i.
Satu
ke satu (one to one atau 1:1).
Tingkat
hubungan dinyatakan satu kesatu
jika suatu kejadian
pada entitas pertama hanya
mempunyai satu hubungan
dengan satu kejadian pada entitas
kedua. Demikian juga sebaliknya, satu kejadian pada entitas
yang kedua hanya
bisa mempunyai satu
hubungan dengan satu kejadian pada entitas yang pertama. Berikut Simbol
One to One :
1
1
Gambar 1. Simbol One to One
ii.
Satu
ke banyak (one to many atau 1:M)
Tingkat hubungan satu ke banyak (1:M) adalah sama
dengan banyak ke satu (M:1), tergantung
dari arah mana hubungan
tersebut bisa dilihat. Untuk
satu kejadian pada
entitas yang pertama
dapat mempunyai banyak hubungan dengan kejadian pada entitas yang
kedua.Sebaliknya satu kejadian pada
entitas yang kedua hanya bisa mempunyai
satu hubungan dengan satu
kejadian pada entitas yang pertama. Berikut Simbol One to Many :
1 M
Gambar 2. Simbol One to Many
iii.
Banyak
ke banyak (many to many atau M:N)
Tingkat hubungan banyak ke banyak terjadi jika
setiap kejadian pada sebuah entitas akan mempunyai banyak hubungan dengan
kejadian pada entitas lainnya, baik dilihat dari sisi entitas yang
kedua. Berikut Simbol Many to Many :
M M
Gambar 3. Simbol Many to Many
Transformasi ERD ke Logical Record Structure
(ERD to LRS)
Sebuah model sistem yang digambarkan dengan sebuah
Diagram-ER akan mengikuti pola atau aturan pemodelan tertentu. Dalam kaitannya
dengan konversi ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah mengikuti
aturan-aturan berikut ini:
- Sebuah entitas akan diubah ke bentuk kotak.
- Sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada Diagram-ER 1:M (relasi bersatu dengan cardianlity M) atau tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang paling membutuhkan referensi), sebuah relasi dipisah dalam sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat hubungan M:M (many to many ) dan memiliki foreign key sebagai primary key yang diambil dari kedua entitas yang sebelumnya saling berhubungan.
2.
Logical
Record Structure (LRS)
Logical Record Structure dibentuk dengan nomor dan
tipe record. Beberapa tipe record digambarkan oleh kotak empat persegi panjang
dan dengan nama yang unik. Beda LRS dan ER-Diagram nama dan tipe record
berada diluar kotak field tipe record
ditempatkan.
Logical Record Structure terdiri dari
link-link diantara tipe record. Link ini menunjukan arah dari satu tipe record
lainnya. Banyak link dari LRS yang
diberi
tanda field-field yang
kelihatan pada kedua
link tipe record. Penggambaran LRS mulai dengan
menggunakan model yang dimengerti. Dua
metode yang dapat digunakan, dimulai dengan hubungan
kedua model yang
dapat dikonversikan ke LRS. Metode lain yang
dimulai dengan ER-Diagram dan langsung dikonversikan ke LRS.
3.
Spesifikasi
Basis Data
Uraian rinci mengenai tiap-tiap relasi, berisi
nama file, media yang dipakai, isi/keterangan dari file, organisasi, primary
key, panjang record, jumlah record, dan struktur file. Struktur file
menjelaskan nama file, jenis, lebar, desimal, dan ketergantungan dari
masing-masing file.
Elemen-elemen pengetahuan yang berhubungan dengan proses desain:
1.
Sumber
daya organisasi
Bertumpu pada 5 unsur organisasi, yaitu: man, machines, material, money dan methods.
2.
Informasi
kebutuhan dari pemakai
Informasi yang diperoleh dari pemakai selama fase
analisis sistem.
3.
Kebutuhan
sistem
Hasil dari analisis sistem.
4.
Metode
pemrosesan data
Manual, elektro mechanical, puched card, atau computer
base.
5.
Operasi
data
Ada beberapa operasi dasar data, seperti: capture, classify, arrange, summarize,
calculate, store, retrieve, reproduce dan disseminate.
6.
Alat
bantu desain
Seperti: DFD, DCD, DD, decision table, dll.
Langkah
dasar dalam proses desain:
1.
Mendefinisikan
tujuan sistem (defining system goal),
tidak hanya berdasarkan informasi pemakai, akan tetapi juga berupa telaah dari
abstraksi dan karakteristik keseluruhan kebutuhan informasi sistem.
2.
Membangun
sebuah model konseptual (develop a conceptual model), berupa gambaran sistem
secara keseluruhan yang menggambarkan satuan fungsional sebagai unit sistem.
3.
Menerapkan
kendala-kendala organisasi (applying
organizational contraints). Menerapkan kendala-kendala sistem untuk memperoleh
sistem yang paling optimal. Elemen organisasi merupakan kendala, sedangkan
fungsi-fungsi yang harus dioptimalkan adalah: performance, reliability, cost, instalation schedule, maintenability,
flexibility, grouwth potensial, life expectancy. Model untuk sistem optimal
dapat digambarkan sebagai sebuah model yang mengandung: kebutuhan sistem dan
sumber daya organisasi sebagai input; faktor bobot terdiri atas fungsi-fungsi
optimal di atas; dan total nilai yang harus dioptimalkan dari faktor bobot
tersebut.
4.
Mendefinisikan
aktifitas pemrosesan data (defining data
processing activities).
Pendefinisian ini dapat dilakukan dengan
pendekatan input-proses-output. Untuk menentukan hal ini diperlukan proses
iteratif sebagai berikut:
- Mengidentifikasn output terpenting untuk mendukung/mencapai tujuan sistem (system’s goal)
- Me-list field spesifik informasi yang diperlukan untuk menyediakan output tersebut
- Mengidentifikasi input data spesifikik yang diperlukan untuk membangun field informasi yang diperlukan.
- Mendeskripsikan operasi pemrosesan data yang diterapkan untuk mengolah input menjadi output yang diperlukan.
- Mengidentifikasi elemen input yang menjadi masukan dan bagian yang disimpan selama pemrosesan input menjadi output.
- Ulangi langkah a-e terus menerus samapi semua output yang dibutuhkan diperoleh.
- Bangun basis data yang akan mendukung efektifitas sistem untuk memenuhi kebutuhan sistem, cara pemrosesan data dan karakteristik data.
- Berdasarakan kendala-kendala pembangunan sistem, prioritas pendukung, estimasi cost pembangunan; kurangi input, output dan pemrosesan yang ekstrim
- Definisikan berbagai titik kontrol untuk mengatur aktifitas pemrosesan data yang menentukan kualitas umum pemrosesan data.
- Selesaikan format input dan output yang terbaik untuk desain sistem.
5.
Menyiapkan
proposal sistem desain. Proposal ini diperlukan untuk manajemen apakah proses
selanjutnya layak untuk dilanjutkan atau tidak. Hal-hal yang perlu disiapkan
dalam penyusunan proposal ini adalah:
- Menyatakan ulang tentang alasan untuk mengawali kerja sistem termasuk tujuan/objektif khusus dan yang berhubungan dengan kebutuhan user dan desain sistem.
- Menyiapkan model yang sederhana akan tetapi menyeluruh sistem yang akan diajukan.
c.
Menampilkan
semua sumber daya yang tersedia untuk mengimplementasikan dan merawat sistem.
- Mengidentifikasi asumsi kritis dan masalah yang belum teratasi yang mungkin berpengaruh terhadap desain sistem akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar