Senin, 20 Januari 2014

CPM dan Pert



2.1         CPM(Critical Path Method)dan PERT (Project Evaluation and Review Technique)
PERT dan CPM dikembangkan pada tahun 1950-an unutk membantu para manajer membuat penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan kompleks. CPM muncul terlebih dahulu, di tahun 1957 sebagai alat yang dikembangkann oleh J. E. Kelly dari Remington Rand dan M. R. Walker dari DuPont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik kimia di DuPont Secara terpisah, PERT dikembangkan di tahun 1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk U. S. Navy (Angkatan Laut Amerika). (Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006).
Meskipun PERT dan CPM berbeda pada beberapa hal dalam terminologi dan pada konstruksi jaringan, tujuan mereka sama. Analisis yang digunakan pada kedua teknik ini sangat mirip. Perbedaan utamanya adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap kegiatan. Perkiraan waktu ini digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan dan penyimpangan standar untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa waktu kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk setiap kegiatan.
CPM dan PERT merupakan metode yang berorientasi pada waktu arti keduanya mengarah pada penentuan sejumlah jadwal. Terdiri 3 tahap dasar yaitu perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian. Tahap perencanaan dimulai dengan memecahkan proyek kedalam beberapa kegiatan yang berbeda. Estimasi waktu untuk kegiatan-kegiatan ini lalu ditentukan dan diagram panah dikembangkan dengan panah mewakili satu kegiatan. Keseluruhan diagram panah tersebut memberikan representasi grafik dari ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan dalam proyek tersebut. Pengembangan diagram panah sebagai suatu tahap perencanaan memiliki keuntungan berupa dipelajarinya tugas-tugas yang berbeda secara terinci sambil kemungkinan menyarankan perbaikan-perbaikan sebelum proyek tersebut dilaksanakan. Yang lebih penting lagi adalah penggunaanya untuk mengembangkan sebuah jadwal untuk proyek tersebut.

2.2         Pengertian CPM dan PERT
CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin. CPM merupakan suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek.(Handoko, 2000)
PERT adalah suatu metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu. PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan dilaksanakan adalah baru, tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam proyek bersifat probabilistik.(Handoko, 2000)

2.3         Perkiraan Waktu CPM dan PERT
Persyaratan urutan pengerjaan harus diperhatikan, karena berbagai aktivitas tidak dapat dimulai sebelum aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan/ atau tidak saling tergantung. CPM mengenal beberapa waktu mulai dan waktu berakhir, antara lain (Handoko, 2000):
a.   Earliest Start Time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu aktivitas yang diharapkan dan persyaratan ururtan pengerjaan.
b.   Latest Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat memulai suatu aktivitas tanpa penundaan keseluruhan proyek.
c.   Earliest Finish Time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat) suatu aktivitas dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu aktivitas yang diharapkan.
d.   Latest Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat menyelesaikan suatu aktivitas tanpa penundaan penyelesaian proyek secara keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Memperkirakan waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti menit, jam, hari, minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktu untuk penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adalah kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan. Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (Soeharto, 2002):
a.   Waktu Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagi penyelesaian aktivitas.
b.   Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian yang memiliki probabilitas tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan).
c.   Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan suatu kegiatan.

2.4         Sistem CPM dan PERT
Sistem CPM dan PERT adalah salah satu model yang digunakan dalam penyenggaraan produksi proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT yang bersangkutan. Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang bersngkutan dan informasinya mengenai jadwal pelaksanaannya.
Meskipun sistem CPM dan PERT termasuk sistem informasi dalam menyelenggaraan produksi proyek, tetapi tidak semua informasi bisa diberikan pada sistem CPM dan PERT untuk diproses dan tidak semua informasi dilaporkan oleh sistem CPM dan PERT. Informasi yang ada kaitannya dengan sistem CPM dan PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT saja.
Input berupa preseden diagram (network diagram) mutlak diperlukan untuk menerapkan sistem CPM dan PERT. Network diagram menunjukan gambar grafis seluruh aktivitas yang diperlukan untuk membuat produk beserta hubungan ketergantungannya. Model ini harus lengkap dan sesuai dengan kondisi nyata. Dalam praktik, akan terdapat kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam network diagram. Di samping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber daya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu di desain modelnya, agar sistem CPM dan PERT berhasil.

2.5         Perbedaan CPM dan PERT
Pada prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :
1.   PERT digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
2.   Pada PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu proyek.
3.   Pada PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
4.   Dalam PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada CPM tanda panah adalah kegiatan.

2.6         Simbol-simbol CPM dan PERT
Simbol-simbol yang digunakan dalam menggambarkan suatu networkadalah sebagai berikut (Hayun, 2005) :
1.   (anak panah/busur), mewakili sebuah kegiatan atau aktivitas yaitutugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan di sini didefinisikan sebagai halyang memerlukan duration (jangka waktu tertentu) dalam pemakaiansejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya). Kepala anakpanah menunjukkan arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa suatukegiatan dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan arahdari kiri ke kanan.
2.   (lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian atauperistiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung ataupertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satutitik dalam waktu yang menyatakan penyelesaian beberapa kegiatan dan awalbeberapa kegiatan baru. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat kejadian tertentutidak dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada kejadianyang sama diselesaikan. Suatu kejadian harus mendahulukan kegiatan yangkeluar dari simpul/node tersebut.
3.   (anak panah terputus-putus), menyatakan kegiatan semu ataudummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan ganda dalam mewakilikegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan utama antara berbagaikegiatan. Bedanya dengan kegiatan biasa ialahbahwa kegiatan dummy tidak memakan waktu dan sumbar daya, jadi waktukegiatan dan biaya sama dengan nol.
d. (anak panah tebal), merupakan kegiatan pada lintasan kritis.

2.7         Rumus-rumus Perhitungan CPM dan PERT
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam modul CPM dan PERT ini terdiri dari beberapa rumus seperti dibawah ini:
·      Untuk CPM mengunakan Lintasan Kritis / diagram network .






 


 

 






Gambar 2.1 aktivitas Dummy          Gambar 2.2 lingkaran kejadian untuk              perhitungan




 
 








Gambar 2.3 Diagram Network CPM

·      Untuk PERT mengunakan slope, waktu ekspektasi (te), varians dan probabilitas penyelesaian proyek.

Text Box:  Text Box:
Rumus probabilitas penyelesaian proyek:





Text Box:
Text Box:

 




Keterangan:
Cc   = Biayadipercepat       tp          = Waktupesimis
Cn   = Biaya normal           tm         = Wakturealistis
Tn    = Waktu normalTD     = Waktuproyek (dijadwalkan)
Tc    = WaktudipercepatσTE                = Deviasistandaruntuk TE(Jalurkritis)
to     = WaktuoptimisTE      = Waktuproyekdiselesaikan

      




DAFTAR PUSTAKA


Hani T, Handoko. 2000. DASAR-DASAR MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI.Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hayun, Anggara. 2005. “Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode PERT-CPM : Studi Kasus Fly Over Ahmad Yani, Karawang.” Journal The Winners, Vol. 6, No.2, h. 155-174.
Heizer, Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi (Edisi 7). Salemba Empat, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar