2.1
CPM(Critical Path Method)dan PERT (Project Evaluation and Review Technique)
PERT
dan CPM dikembangkan pada tahun 1950-an unutk membantu para manajer membuat
penjadwalan, memonitor, dan mengendalikan proyek besar dan kompleks. CPM muncul
terlebih dahulu, di tahun 1957 sebagai alat yang dikembangkann oleh J. E. Kelly
dari Remington Rand dan M. R. Walker dari DuPont untuk membantu pembangunan dan
pemeliharaan pabrik kimia di DuPont Secara terpisah, PERT dikembangkan di tahun
1958 oleh Booz, Allen, dan Hamilton untuk U. S. Navy (Angkatan Laut Amerika).
(Heizer, Jay dan Render, Barry, 2006).
Meskipun PERT dan CPM berbeda pada
beberapa hal dalam terminologi dan pada konstruksi jaringan, tujuan mereka
sama. Analisis yang digunakan pada kedua teknik ini sangat mirip. Perbedaan
utamanya adalah bahwa PERT menggunakan tiga perkiraan waktu untuk tiap
kegiatan. Perkiraan waktu ini digunakan untuk menghitung nilai yang diharapkan
dan penyimpangan standar untuk kegiatan tersebut. CPM membuat asumsi bahwa
waktu kegiatan diketahui pasti, hingga hanya diperlukan satu faktor waktu untuk
setiap kegiatan.
CPM dan PERT merupakan
metode yang berorientasi pada waktu arti keduanya mengarah pada penentuan
sejumlah jadwal. Terdiri 3 tahap dasar yaitu perencanaan, penjadwalan, dan
pengendalian. Tahap perencanaan dimulai dengan memecahkan proyek kedalam
beberapa kegiatan yang berbeda. Estimasi waktu untuk kegiatan-kegiatan ini lalu
ditentukan dan diagram panah dikembangkan dengan panah mewakili satu kegiatan.
Keseluruhan diagram panah tersebut memberikan representasi grafik dari
ketergantungan diantara kegiatan-kegiatan dalam proyek tersebut. Pengembangan
diagram panah sebagai suatu tahap perencanaan memiliki keuntungan berupa
dipelajarinya tugas-tugas yang berbeda secara terinci sambil kemungkinan
menyarankan perbaikan-perbaikan sebelum proyek tersebut dilaksanakan. Yang
lebih penting lagi adalah penggunaanya untuk mengembangkan sebuah jadwal untuk
proyek tersebut.
2.2
Pengertian CPM dan PERT
CPM
adalah suatu metode yang dirancang untuk mengoptimalkan biaya proyek dimana
dapat ditentukan kapan pertukaran biaya dan waktu harus dilakukan untuk
memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan biaya seminimal mungkin. CPM
merupakan suatu metode perencanaan dan pengendalian proyek-proyek yang
merupakan sistem yang paling banyak digunakan diantara semua sistem yang
memakai prinsip pembentukan jaringan. Dengan CPM, jumlah waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui dengan
pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu yang
diperlukan untuk menyelesaikan proyek.(Handoko, 2000)
PERT adalah suatu metode analisis yang
dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan pengendalian proyek-proyek yang
kompleks, yang menuntut bahwa masalah utama yang dibahas yaitu masalah teknik
untuk menentukan jadwal kegiatan beserta anggaran biayanya sehingga dapat
diselesaikan secara tepat waktu. PERT memiliki asumsi bahwa proyek yang akan
dilaksanakan adalah baru, tidak ada contoh sebelumnya. Berdasarkan atas asumsi
itu, maka orientasi dari metode PERT adalah mengoptimalkan waktu penyelesaian
proyek dan belum menekankan soal minimisasi biaya. Oleh karena belum ada
pengalaman sebelumnya, maka waktu penyelesaian pekerjaan tertentu yang ada dalam
proyek bersifat probabilistik.(Handoko, 2000)
2.3
Perkiraan Waktu CPM dan PERT
Persyaratan
urutan pengerjaan harus diperhatikan, karena berbagai aktivitas tidak dapat
dimulai sebelum aktivitas-aktivitas lainnya yang dapat dilaksanakan secara bersamaan dan/ atau tidak saling tergantung. CPM
mengenal beberapa waktu mulai dan waktu berakhir, antara lain (Handoko, 2000):
a. Earliest
Start Time (ES) adalah waktu paling awal (tercepat)
suatu aktivitas dapat dimulai, dengan memperhatikan waktu aktivitas yang
diharapkan dan persyaratan ururtan pengerjaan.
b. Latest
Start Time (LS) adalah waktu paling lambat untuk dapat
memulai suatu aktivitas tanpa penundaan keseluruhan proyek.
c. Earliest
Finish Time (EF) adalah waktu paling awal (tercepat)
suatu aktivitas dapat diselesaikan, atau sama dengan ES + waktu aktivitas yang
diharapkan.
d. Latest
Finish Time (LF) adalah waktu paling lambat untuk dapat
menyelesaikan suatu aktivitas tanpa penundaan penyelesaian proyek secara
keseluruhan, atau sama dengan LS + waktu kegiatan yang diharapkan.
Memperkirakan
waktu yang diperlukan untuk masing-masing kegiatan seperti menit, jam, hari,
minggu atau bulan adalah unit umum yang biasa digunakan waktu untuk
penyelesaian suatu kegiatan. Sebuah fitur yang membedakan PERT adalah
kemampuannya untuk menghadapi ketidakpastian di masa penyelesaian kegiatan.
Untuk setiap aktivitas, model biasanya mencakup tiga perkiraan waktu (Soeharto,
2002):
a. Waktu
Optimis, yaitu perkiraan waktu yang paling singkat bagi penyelesaian aktivitas.
b. Waktu Perkiraan Paling Mungkin, waktu penyelesaian yang
memiliki probabilitas tertinggi (berbeda dengan : waktu yang diharapkan).
c. Waktu Pesimis, yaitu waktu terpanjang yang mungkin diperlukan
suatu kegiatan.
2.4
Sistem
CPM dan PERT
Sistem CPM dan PERT adalah salah satu model yang digunakan dalam
penyenggaraan produksi proyek yang produknya adalah informasi mengenai
kegiatan-kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan PERT yang bersangkutan.
Informasi tersebut mengenai sumber daya yang digunakan oleh kegiatan yang
bersngkutan dan informasinya mengenai jadwal pelaksanaannya.
Meskipun sistem CPM dan
PERT termasuk sistem informasi dalam menyelenggaraan produksi proyek, tetapi
tidak semua informasi bisa diberikan pada sistem CPM dan PERT untuk diproses
dan tidak semua informasi dilaporkan oleh sistem CPM dan PERT. Informasi yang ada
kaitannya dengan sistem CPM dan PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam
sistem CPM dan PERT hanya menyangkut kegiatan yang ada dalam sistem CPM dan
PERT saja.
Input berupa preseden
diagram (network diagram) mutlak diperlukan untuk menerapkan sistem CPM
dan PERT. Network diagram menunjukan gambar grafis seluruh aktivitas
yang diperlukan untuk membuat produk beserta hubungan ketergantungannya. Model
ini harus lengkap dan sesuai dengan kondisi nyata. Dalam praktik, akan terdapat
kegiatan-kegiatan yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak termasuk dalam network
diagram. Di samping informasi kegiatan, masih diperlukan informasi sumber
daya, yang bertujuan memberi informasi yang tepat agar sumber daya yang
dibutuhkan selalu dalam keadaan siap pakai. Kedua hal terakhir ini perlu di
desain modelnya, agar sistem CPM dan PERT berhasil.
2.5
Perbedaan CPM dan PERT
Pada
prinsipnya yang menyangkut perbedaan PERT dan CPM adalah sebagai berikut :
1. PERT
digunakan pada perencanaan dan pengendalian proyek yang belum pernah
dikerjakan, sedangkan CPM digunakan untuk menjadwalkan dan mengendalikan
aktivitas yang sudah pernah dikerjakan sehingga data, waktu dan biaya setiap
unsur kegiatan telah diketahui oleh evaluator.
2. Pada
PERT digunakan tiga jenis waktu pengerjaan yaitu yang tercepat, terlama serta
terlayak, sedangkan pada CPM hanya memiliki satu jenis informasi waktu
pengerjaan yaitu waktu yang paling tepat dan layak untuk menyelesaikan suatu
proyek.
3. Pada
PERT yang ditekankan tepat waktu, sebab dengan penyingkatan waktu maka biaya
proyek turut mengecil, sedangkan pada CPM menekankan tepat biaya.
4. Dalam
PERT anak panah menunjukkan tata urutan (hubungan presidentil), sedangkan pada
CPM tanda panah adalah kegiatan.
2.6
Simbol-simbol
CPM dan PERT
Simbol-simbol
yang digunakan dalam menggambarkan suatu networkadalah sebagai berikut (Hayun,
2005) :
1. (anak panah/busur), mewakili
sebuah kegiatan atau aktivitas yaitutugas yang dibutuhkan oleh proyek. Kegiatan
di sini didefinisikan sebagai halyang memerlukan duration (jangka waktu tertentu)
dalam pemakaiansejumlah resources (sumber tenaga, peralatan, material, biaya).
Kepala anakpanah menunjukkan arah tiap kegiatan, yang menunjukkan bahwa
suatukegiatan dimulai pada permulaan dan berjalan maju sampai akhir dengan
arahdari kiri ke kanan.
2. (lingkaran kecil/simpul/node), mewakili sebuah kejadian
atauperistiwa atau event. Kejadian (event) didefinisikan sebagai ujung
ataupertemuan dari satu atau beberapa kegiatan. Sebuah kejadian mewakili satutitik
dalam waktu yang menyatakan penyelesaian beberapa kegiatan dan awalbeberapa
kegiatan baru. Kegiatan-kegiatan yang berawal dari saat kejadian tertentutidak
dapat dimulai sampai kegiatan-kegiatan yang berakhir pada kejadianyang sama
diselesaikan. Suatu kejadian harus mendahulukan kegiatan yangkeluar dari
simpul/node tersebut.
3. (anak panah terputus-putus),
menyatakan kegiatan semu ataudummy activity. Setiap anak panah memiliki peranan
ganda dalam mewakilikegiatan dan membantu untuk menunjukkan hubungan utama
antara berbagaikegiatan. Bedanya dengan kegiatan biasa ialahbahwa kegiatan
dummy tidak memakan waktu dan sumbar daya, jadi waktukegiatan dan biaya sama
dengan nol.
d. (anak panah tebal),
merupakan kegiatan pada lintasan kritis.
2.7
Rumus-rumus Perhitungan CPM
dan PERT
Rumus-rumus perhitungan yang digunakan dalam modul
CPM dan PERT ini terdiri dari beberapa rumus seperti dibawah ini:
· Untuk CPM mengunakan Lintasan Kritis / diagram
network .
|
|||
|
|||
Gambar 2.1 aktivitas Dummy Gambar 2.2 lingkaran kejadian
untuk perhitungan
|
Gambar
2.3 Diagram Network CPM
· Untuk PERT mengunakan slope, waktu ekspektasi (te),
varians dan probabilitas penyelesaian proyek.
Rumus probabilitas penyelesaian proyek:
Keterangan:
Cc = Biayadipercepat tp = Waktupesimis
Cn = Biaya normal tm = Wakturealistis
Tn = Waktu normalTD = Waktuproyek (dijadwalkan)
Tc = WaktudipercepatσTE = Deviasistandaruntuk
TE(Jalurkritis)
to = WaktuoptimisTE = Waktuproyekdiselesaikan
DAFTAR PUSTAKA
Hani
T, Handoko. 2000. DASAR-DASAR MANAJEMEN PRODUKSI DAN OPERASI.Edisi
pertama. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hayun,
Anggara. 2005. “Perencanaan dan Pengendalian Proyek dengan Metode PERT-CPM : Studi Kasus Fly Over Ahmad Yani, Karawang.”
Journal The Winners, Vol. 6, No.2, h. 155-174.
Heizer,
Jay dan Render, Barry. 2006. Manajemen Operasi (Edisi 7). Salemba Empat,
Jakarta.