Sabtu, 16 April 2011

Dampak Nuklir Jepang Merambat ke Mana-mana

Pihak otoritas Jepang, Sabtu, akhir pekan lalu mendeteksi tingkat radiasi nuklir di luar batas normal pada produk susu, sayuran, dan juga air di keran-keran air minum di kota Tokyo. Bahkan, sebaran radiasi sudah terdeteksi hingga radius di luar 80 km dari pusat bocornya nuklir di PLTN Fukushima, Daiichi, yang terletak di daerah paling parah diguncang gempa. Dampak radiasi nuklir yangkian meluas tersebut telah membuat sejumlah negara menghimbau warganya untuk secepatnya keluar dari Tokyo. Kadar radiasi nuklir di Kota Tokyo dinilai sudah membahayakan tubuh manusia. Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) yang telah mengirimkan tim pemantau ke Tokyo memberikan penilaian bahwa bahaya radiasi sangat parah. Mengantisipasi masuknya produk pangan impor dari Jepang ke Indonesia yang tercemar radiasi, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah mewajibkan sertifikat bebas radioaktif dari otoritas negara asal. Kabarnya, Taiwan juga sudah menemukan pangan impor asal Jepang berupa kacang polong yang tercemar radioaktif.

Bagi Indonesia, apa yang terjadi di Jepang tersebut ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi bisa mendingkrak ekspor Indonesia ke Jepang, terutama ekspor minyak dan gas. Kemudian, di sisi lain juga berdampak negatif terhadap poduk-produk Indonesia. Secara umum, setidaknya terdapat lima dampak ekonomi dari bencana gempa dan tsunami di Negeri Sakura tersebut terhadap Indonesia. Pertama, pasokan otomotif dari Jepang tersendat. Kedua, ekspor ikan, tektsil, dan hasil perkebunan akan tertahan. Ketiga, rupiah dan indeks saham ikut melemah. Keempat, kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesiaakan turun sekitar 10 persen. Kelima, proyek infrastruktur seperti mass rapid transit diperkirakan bakal tertunda. Bagaimana pun, Jepang akan memprioritaskan pemulihan ekonomi dalam negerinya.
Refrensi : http://matanews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar